ANALISIS METODE PERHITUNGAN
BUNGA PENJUALAN ANGSURAN
PADA PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE
ABSTRAK
Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian antar
penjual dan pembeli, yang biasanya dimulai dengan pembayaran uang muka dan
sisanya dibayar secara bertahap atau cicilan sesuai dengan jangka waktu yang
telah ditetapkan. Ada 4 macam metode yang digunakan untuk menghitung pendapatan
bunga dalam penjualan angsuran, yaitu metode Sisa Harga Kontrak, metode
Long End Interest, metode Short End Interest, dan metode Anuitas. Pada metode Sisa Harga Kontrak, jumlah
pembayaran untuk setiap bulannya akan menghasilkan jumlah yang sama besar. Pada
metode Long End Interest, jumlah pembayaran untuk setiap bulannya akan semakin
berkurang dari angsuran bulan yang satu dengan yang lainnya. Metode Short End
Interest, pembayaran untuk setiap
bulannya semakin lama akan semakin besar. Sedangkan Metode Bunga Anuitas jumlah pembayaran angsuran setiap periode sama besarnya,
dengan pembayaran pokok pinjaman dan bunga angsuran yang berbeda-beda pada
setiap bulannya. Dari
ke empat metode tersebut, metode yang memberikan pendapatan yang paling besar
adalah metode Sisa Harga Kontrak. Dan PT. Adira
Dinamika Multi Finance telah menerapkan metode yang tepat dalam perhitungan
bunga penjualan angsurannya, yaitu metode Sisa Harga Kontrak dalam.
Kata Kunci : Penjualan Angsuran, Metode Sisa Harga Kontrak,
Metode Long End Interest, Metode Short End Interest, dan Metode Annuitas.
PENDAHULUAN
Dengan
ketatnya persaingan dunia usaha saat ini dan semakin beragamnya hasil produksi
yang diciptakan, membuat semakin meningginya tingkat persaingan antar pelaku
dunia usaha untuk memperebutkan pangsa pasar dalam hal memasarkan produknya.
Perusahaan berusaha untuk mengembangkan usahanya agar mendapatkan laba yang
lebih besar,salah satunya dengan meningkatkan penjualan.
Banyak
perusahaan saling berlomba-lomba untuk menarik minat konsumen untuk membeli
produk yag mereka tawarkan. Sementara itu ditengah perekonomian yang kurang
baik mengakibatkan rendahnya daya beli konsumen untuk membeli produk yang
ditawarkan tersebut secara tunai. Dengan permasalahan seperti ini, maka
alternatif yang harus diciptakan adalah dengan melakukan penjualan angsuran.
Dengan
adanya penjualan angsuran ini dapat memberikan kemudahan ataupun keuntungan
bagi konsumen dan perusahaan. Namun, selain memiliki keuntungan, penjualan
angsuran juga memiliki resiko, yaitu resiko kerugian tak tertaginya piutang.
Untuk mengatasi resiko tersebut, maka perusahaan harus menentukan suatu metode
perhitungan bunga penjualan angsuran yang tepat agar perusahaan dapat
memperoleh laba yang optimum dan tidak merugikan konsumennya.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Penjualan Angsuran
Menurut Hadori Yunus dan Harnanto
(2009;109), penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan
perjanjian dimana pembayarannya dilaksanakan secara bertahap, yaitu pada saat
barang – barang diserahkan kapada pembeli, penjual menerima pembayaran pertama
sebagian dari harga penjualan (diberikan down payment) dan sisanya dibayar
dalam beberapa kali.
Menurut
Utoyo Widayat dan Sugito Wibowo (2006;70), penjualan angsuran adalah penjualan
barang yang dilaksanakan dengan perjanjian dimana pembayaran dilakukan secara
bertahap atau berangsur.
Menurut F. Zebua (2009;71), penjualan
angsuran adaalah penyerahan produk milik penjual kepada pembeli dengan menerima
pembayaran uang muka dan sisanya diangsur sesuai yang diperjanjikan.
Dari ketiga definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan
dengan perjanjian antara penjual dan pembeli, yang biasanya dimulai dengan
pembayaran uang muka dan sisanya dibayar secara bertahap atau cicilan sesuai
dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.
Karakteristik
Penjualan Angsuran
Penjualan
angsuran yang pembayaran dilakukan dalam beberapa angsuran periodik selama
jangka waktu tertentu . Periode pembayaran berkisar antara 6 bulan 5 tahun
untuk penjualan barang-barang bergerak seperti kendaraan bermotor, perabotan
rumah-tangga dan berkisar s/d 30 tahun atau lebih, untuk penjualan
barang-barang tidak bergerak, seperti tanah, bangunan.
Untuk
mengurangi resiko kerugian yang dapat terjadi, biasanya penjualan angsuran
ditentukan sebagai berikut :
a.
Pada saat perjanjian penjualan
angsuran disetujui, pembeli harus membayar suatu jumlah tertentu yang merupakan
uang muka (down payment) dan sisa
harga jual dibayar secara angsuran.
b.
Kepada pembeli dibebankan bunga
yang biasanya sudah dimasukkan dalam perhitungan total pembayaran angsuran .
c.
Hak milik atas barang tetap
berada ditangan penjual sampai seluruh atau sebagian dan harga jual telah
dibayar.
d.
Dalam hal pembeli tidak mampu
melunasi semua kewajibannya , penjual berhak untuk menarik kembali barang yang
telah dijual tersebut.
Menurut
F. Zebua (2009;71), untuk melindungi penjual terhadap kemungkinan resiko
kerugian angsuran, berbagai alat dikembangkan. Jaminan berupa surat-surat
pemilikan asset tetap seperti: pledge, assignment, chattel mortgage, chattel
trust, trust deed, factor’s lien atau lainnya harus diserahkan ke dalam
kekuasaan penjual. Apabila terjadi contract default oleh pembeli, misalnya jika
pada suatu titik waktu pembeli tidak mampu membayar angsuran hutangnya, maka
pilihan terakhir adalah reposesi.
Pengakuan Laba Kotor Pada Penjualan Angsuran
Menurut Hadori Yunus dan Harnanto (2009;110), pada umumnya pengakuan laba kotor dalam
transaksi penjualan angsuran ada 2 (dua) cara, yaitu :
a. Laba kotor diakui untuk periode dimana
penjualan dilakukan
b. Laba kotor dapat dihubungkan dengan
periode-periode terjadinya realisasi penerimaan kas
Menurut F. Zebua (2009;71), ada 2 pendekatan
pengakuan laba kotor penjualan angsuran, yaitu :
a.
Pada saat terjadi penjualan
b.
Pada saat uang diterima
Faktor Penyebab Perbedaan Harga Antara Penjualan
Tunai Dengan Penjualan Angsuran
Pada
dasarnya diitempuhnya suatu penjualan angsuran adalah karena terlihatnya
perbedaan yang cukup jelas antara penjualan tunai dengan penjualan angsuran,
hal ini dapat dilihat jelas pada harga jualnya. Menurut Hadori Yunus dan
Harnanto (2009;109-110), perbedaan antara harga penjualan tunai dengan harga
penjualan angsuran ini dilatar belakangi oleh beberapa faktor berikut :
a.
Resiko
Kontrak penjualan angsuran menawarkan persetujuan kredit yang longgar mampu menarik banyak konsumen. Namun disamping itu dengan periode pembayaran yang relatif panjang, kemampuan membayar konsumen bisa saja berubah, itulah sebabnya perlu dilakukan perjanjian terlebih dahulu khususnya untuk penjualan terhadap barang-barang yang tidak bergerak.
Kontrak penjualan angsuran menawarkan persetujuan kredit yang longgar mampu menarik banyak konsumen. Namun disamping itu dengan periode pembayaran yang relatif panjang, kemampuan membayar konsumen bisa saja berubah, itulah sebabnya perlu dilakukan perjanjian terlebih dahulu khususnya untuk penjualan terhadap barang-barang yang tidak bergerak.
b.
Bunga / Interest
Adanya
perbedaan waktu antara saat penyerahan uang atau barang dan jasa dengan
pembayaran berkala yang secara prinsip ekonomi harus dikenakan bunga atau
interest. Biasanya bunga terakhir sudah dimasukkan dalam perhitungan total
pembayaran angsuran atas harga menurut
kontrak.
Masalah
Bunga pada Penjualan Angsuran
Di
dalam perjanjian penjualan angsuran biasanya si penjual disamping
memperhitungkan laba juga memperhitungkann beban bunga terhadap jumlah harga
dalam kontrak yang belum dibiayai oleh pembeli. Bunga adalah sejumlah uang yang
dibayarkan sebagai kompensasi terhadap apa yang dapat diperoleh dari penggunaan
uang tersebut. Perbedaan bunga dengan laba antara lain bunga merupakan
pendapatan yang diakui oleh perusahaan sedangkan laba adalah uang yang diakui
dari pendapatan setelah dikurangi biaya-biaya untuk operasional perusahaan.
Beban
bunga biasanya dibayar bersama-sama degan pembayaran angsuran atas harga
menurut kontrak. Kebijaksanaan pembayaran bunga secara periodik pada umumnya
dilakukan dalam bentuk metode sisa harga kontrak, Long End Interest, Short Ed
Interest, dan Annnuitet.
Piutang
pada Penjualan Angsuran
Menurut
Rusdi Akbar (2004;199), pengertian piutang meliputi semua hak atau klaim
perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa
di masa yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa yang lalu.
Menurut Warren Reeve dan Fess
(2008;404), piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak
lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya.
Dari
beberapa definisi yang telah diungkapkan diatas,dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah
semua hak atas tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang atau barang yang
timbul dari adanya penjualan secara kredit.
Rincian dari
Alat Analisis
|
Di dalam perhitungan bunga terdapat beberapa metode.
Metode-metode yang biasanya digunakan adalah
- Metode Sisa Harga Kontrak
Pada
metode ini bunga selama masa pembayaran angsuran dihitung dari harga kontrak
awal setelah diperhitungkan dengan uang muka, dengan demikian bunga yang
dibebankan untuk setiap periode sama besarnya.
|
- Metode Bunga Jangka Panjang (Long End Interest)
Pada metode ini bunga dihitung berdasarkan saldo pokok
pinjaman yang belum dilunasi selama jangka waktu angsuran. Untuk menentukan
perhitungan bunga dipakai saldo pokok piutang pada setiap awal periode angsuran
yang bersangkutan, sehingga jumlahnya akan semakin berkurang dari angsuran
bulan yang satu dengan yang lainnya, sesuai dengan semakin kecilnya saldo
pinjaman penjualan angsuran tersebut.
|
- Metode Bunga Jangka Pendek (Short End Interest)
Pada metode ini bunga dihitung berdasarkan akumulasi
pembayaran angsuran yang telah jatuh tempo (tidak termasuk uang muka) yang
dihitung sejak pembayaran angsuran pertama sampai dengan pembayaran angsuran
paling akhir. Dengan demikian bunga yang dibebankan semakin lama akan semakin
besar, sesuai dengan semakin besarnya akumulasi pembayaran angsuran setiap
periode.
Perhitungannya:
4. Metode Anuitas
Pada
metode ini jumlah pembayaran angsuran setiap periode sama besarnya, dan di
dalam setiap pembayaran angsuran mengandung unsur pembayaran pokok pinjaman dan
bunga angsuran. Dalam metode ini sebelum melakukan perhitungan, harus dicari
terlebih dahulu faktor anuitasnya.
|
IIi
|
Metode
Penelitian
Penulis akan meneliti PT. Adira Dinamika Multi Finance yang bergerak dibidang
pembiayaan konsumen untuk segala jenis otomotif yang beralamat di Ruko Kokan
Permata Kelapa Gading Blok F3A No. 5-7, Jl. Raya Bukit Gading Boulevard,
Jakarta Utara. Data yang digunakan pada PT. Adira Dinamika
Multi Finance yaitu data pelanggan yang membeli salah satu mobil Swift
tipe ST 1.5 A/T, pada bulan Januari tahun 2012. Data tersebut meliputi
perhitungan bunga pada penjualan angsuran dengan harga jualnya, uang muka,
jangka waktu angsuran dan besarnya.bunga angsuran.
Alat Analisis yang
digunakan
Dalam mencapai tujuan penelitian
yang telah ditetapkan, alat analisis yang digunakan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
- Alat Analisis Deskriptif
Dalam penulisan ilmiah ini penulis
mendeskripsikan masalah dengan cara melalui penggunaan tabel data pelanggan dan
tabel perhitungan dengan metode
sisa harga kontrak, long end interest, short end interest dan annuitet.
b.
Analisis Kuantitatif
Dalam penulisan ini penulis
mendeskripsikan masalah dengan melakukan perhitungan bunga penjualan angsuran
dengan metode sisa harga kontrak, long end interest, short end interest dan
annuitet
PEMBAHASAN
Data Penjualan
Dengan Periode Angsuran Selama 11 Bulan
|
Perhitungan
tingkat bunga perusahaan pertahun:
Tingkat bunga =
(Angsuran / Bulan x Jk.Waktu angsuran + DP) – Harga Tunai
Harga
Tunai – DP
= {(Rp. 13.555.000 x 11)
+ Rp. 51.110.000} – Rp. 184.500.000
Rp. 184.500.000 – Rp. 51.110.000
= Rp. 15.715.000 x 100%
Rp. 133.390.000
=
11,78124297 %
|
Perhitungan
tingkat bunga perusahaan pertahun:
Tingkat bunga =
(Angsuran / Bulan x Jk.Waktu angsuran + DP) – Harga Tunai
Harga
Tunai – DP
= {(Rp. 7.481.000 x 23)
+ Rp. 45.140.000} – Rp. 184.500.000
Rp. 184.500.000 – Rp. 45.140.000
= Rp. 32.703.000 x 100%
Rp. 139.360.000
=
23,46656142 %
Perhitungan
Bunga Penjualan Angsuran dengan Metode yang
Digunakan Oleh Perusahaan / Metode Sisa Harga Kontrak.
Pada
metode ini bunga selama masa pembayaran angsuran dihitung dari harga kontrak awal setelah diperhitungkan dengan
uang muka, dengan demikian bunga yang dibebankan untuk setiap periode sama
besarnya.
a. Periode Angsuran Selama 11 Bulan
Perhitungannya
adalah:
Harga
Jual………………………………………….. Rp.
184.500.000
Uang
Muka………………………………………… Rp. 51.110.000 -
Sisa Harga
Kontrak….…………………………….. Rp.
133.390.000
Jadi, angsuran
pokok setiap kali angsuran = Rp. 133.390.000 : 11
= Rp.
12.126.363,64
Bunga untuk
setiap bulan pembayaran:
= Tingkat Bunga
x Periode Pembayaran x Sisa Harga Kontrak
Jk. Waktu Angsuran
= 11,78124297 %
x 1
x Rp. 133.390.000= Rp.
1.428.636,363
11
Jumlah pembayaran yang diterima oleh
perusahaan setiap bulan:
= Angsuran Pokok per Bulan + Bunga per
Bulan
= Rp. 12.126.363,64 + Rp. 1.428.636,363
= Rp. 13.555.000
b. Periode Angsuran Selama 23 Bulan
Perhitungannya
adalah:
Harga
Jual………………………………………….. Rp.
184.500.000
Uang
Muka………………………………………… Rp. 45.140.000 -
Sisa Harga
Kontrak ………………………….……. Rp.
139.360.000
Jadi, angsuran
pokok setiap kali angsuran = Rp. 139.360.000 : 23
= Rp. 6.059.130,435
Bunga untuk setiap bulan pembayaran:
= Tingkat Bunga
x Periode Pembayaran x Sisa Harga Kontrak
Jk. Waktu Angsuran
= 23,46656142 % x 1 x Rp.
139.360.000= Rp. 1.421.869,56
23
Jumlah pembayaran yang diterima oleh
perusahaan setiap bulan:
= Angsuran Pokok per Bulan + Bunga per
Bulan
= Rp. 6.059.130,435 + Rp. 1.421.869,56
= Rp. 7.480.999,995 ≈ 7.481.000
Perhitungan
Bunga Penjualan Angsuran dengan Menggunakan
Metode Long End Interest
Pada metode ini bunga yang diterima
pada tiap kali angsuran dihitung dari saldo pokok pinjaman awal periode
tersebut. Bunga yang diterima pada tiap kali angsuran semakin lama semakin
kecil sesuai dengan semakin kecilnya saldo pinjaman penjualan angsuran
tersebut.
a. Periode Angsuran Selama 11 Bulan
Perhitungannya:
Harga
Jual………………………………………….. Rp.
184.500.000
Uang
Muka………………………………………… Rp. 51.110.000 -
Sisa Harga
Kontrak …………………………..……. Rp.
133.390.000
Jadi, angsuran
pokok setiap kali angsuran = Rp. 133.390.000 : 11 bulan
= Rp.
12.126.363,64
Bunga untuk
setiap bulan pembayaran:
= Tingkat Bunga
x Periode Pembayaran x S.H.K Periode Sebelumnya
Jk. Waktu Angsuran
Perhitungan
bunga untuk bulan Februari 2012 :
= 11,78124297 % x 1 x Rp.
133.390.000 = Rp. 1.428.636,36
11
Perhitungan
bunga untuk bulan Maret 2012 :
= 11,78124297 %
x 1 x Rp.
121.263.636,36 = Rp. 1.298.760,33
11
Perhitungan
bunga untuk bulan April 2012 :
= 11,78124297 % x 1 x Rp.
109.137.272,73 = Rp. 1.168.884,30
11
b. Periode Angsuran Selama 23 Bulan
Perhitungannya:
Harga
Jual………………………………………….. Rp.
184.500.000
Uang
Muka………………………………………… Rp. 45.140.000 -
Angsuran
Pokok……………………………………. Rp.
139.360.000
Angsuran Pokok
per bulan = Rp. 139.360.000 : 23 bulan
= Rp.
6.059.130,43
Bunga untuk
setiap bulan pembayaran:
= Tingkat Bunga
x Periode Pembayaran x Sisa Harga Kontrak
Jk. Waktu Angsuran
Perhitungan
bunga untuk bulan Februari 2012 :
= 23,46656142 % x 1 x Rp.
139.360.000 = Rp. 1.421.869,56
23
Perhitungan
bunga untuk bulan Maret 2012 :
= 23,46656142 %
x 1 x Rp.
133.300.869,57 = Rp. 1.360.049,15
23
Perhitungan
bunga untuk bulan April 2012 :
= 23,46656142 % x 1 x Rp.
127.241.739,13 = Rp. 1.298.228,73
23
Perhitungan Bunga Penjualan Angsuran dengan
Menggunakan Metode Short End Interest
Pada
metode ini bunga dihitung dari akumulasi pembayaran angsuran yang telah jatuh
tempo (tidak termasuk uang muka). Dengan demikian bunga yang dibebankan semakin
lama akan semakin besar, seiring dengan semakin besarnya akumulasi pembayaran
angsuran setiap bulan / periode.
a. Periode Angsuran Selama 11 Bulan
Perhitungannya:
Harga
Jual………………………………………….. Rp.
184.500.000
Uang
Muka………………………………………… Rp. 51.110.000 -
Sisa Harga
Kontrak………………………………… Rp. 133.390.000
Angsuran Pokok
per bulan = Rp. 133.390.000 : 11 bulan
= Rp.
12.126.363,64
Bunga untuk
setiap bulan pembayaran:
= Tingkat Bunga
x Periode Pembayaran ke-n x akumulasi pokok piutang
Jk. Waktu Angsuran
Perhitungan
bunga untuk bulan Februari 2012 :
= 11,78124297 % x 1 x Rp.
12.126.363,64 = Rp. 129.876,03
11
Perhitungan
bunga untuk bulanMaret 2012 :
= 11,78124297 %
x 2 x Rp.
12.126.363,64 = Rp. 259.752,07
11
Perhitungan
bunga untuk bulan April 2012 :
= 11,78124297 % x 3 x Rp.
12.126.363,64 = Rp. 389.628,10
11
b. Periode Angsuran Selama 23 Bulan
Perhitungannya:
Harga
Jual………………………………………….. Rp.
184.500.000
Uang
Muka………………………………………… Rp. 45.140.000 -
Angsuran
Pokok……………………………………. Rp.
139.360.000
Angsuran Pokok
per bulan= Rp. 139.360.000 : 23 bulan
= Rp.
6.059.130,43
Bunga untuk
setiap bulan pembayaran:
= Tingkat Bunga
x Periode Pembayaran ke-n x angsuran pokok
Jk. Waktu Angsuran
Perhitungan
bunga untuk bulan Februari 2012 :
= 23,46656142 % x 1 x Rp.
6.059.130,43 = Rp. 61.820,42
23
Perhitungan
bunga untuk bulanMaret 2012 :
= 23,46656142 %
x 2 x Rp.
6.059.130,43 = Rp. 123.640,83
23
Perhitungan
bunga untuk bulan April 2012 :
= 23,46656142 % x 3 x Rp.
6.059.130,43 = Rp. 185.461,25
23
Perhitungan
Bunga Penjualan Angsuran dengan Menggunakan
Metode Anuitas
Pada
metode ini jumlah pembayaran angsuran setiap periode sama besarnya, dan di
dalam setiap pembayaran angsuran mengandung unsur pembayaran pokok pinjaman dan
bunga angsuran. Dalam metode ini sebelum melakukan perhitungan, harus dicari
terlebih dahulu faktor anuitasnya.
a. Periode Angsuran Selama 11 Bulan
Perhitungannya:
A = 1
- 1 / (1 + i) n
i
= 1
– 1 / (1 + 0,01071022) 11
0,01071022
= 1
– 1 / 1,124328525
0,01071022
= 1
– 0,889419753
0,01071022
= 0,110580246
0,01071022
= 10,32474087
keterangan :
i (bunga per
bulan) = besarnya bunga : lama angsuran
= 11,78124297 % : 11 bulan
= 0,01071022
n (lamanya
angsuran) = 11 bulan
Jumlah
Pembayaran Angsuran = Sisa Harga
Kontrak
Faktor
Anuitas
=
133.390.000 = 12.919.452,57 ≈
12.919.500
10,32474087
Bunga bulan
Februari 2012
= 1,071022 % x
Rp. 133.390.000 = Rp. 1.428.636,36
Bunga bulan
Maret 2012
= 1,071022 % x
Rp. 121.899.183,79 = Rp. 1.305.567,18
b. Periode Angsuran Selama 23 Bulan
Perhitungannya:
A = 1
- 1 / (1 + i) n
i
= 1
– 1 / (1 + 0,010202853) 23
0,010202853
= 1
– 1 / 1,262983237
0,010202853
= 1
– 0,791776146
0,010202853
= 0,208223853
0,010202853
= 20,40839494
keterangan :
i (bunga per
bulan) = besarnya bunga : lama angsuran
= 23,46656142 % : 23
= 0,010202853
n (lamanya
angsuran) = 23 bulan
Jumlah
Pembayaran Angsuran = Sisa Harga
Kontrak
Faktor
Anuitas
= 139.360.000
20,40839539
= 6.828.562,33 ≈ 6.828.600
Bunga bulan
Februari 2012
= 1,0202853% x
Rp. 139.360.000,00 = Rp. 1.421.869,56
Bunga bulan
Maret 2012
= 1,0202853% x
Rp. 132.531.437,67 = Rp. 1.352.198,75
Rangkuman Hasil
Penelitian
Rangkuman Hasil
Penelitian
Periode Angsuran 11 Bulan (dalam Rupiah)
Keterangan
|
Angsuran
Pokok
|
Pendapatan
Bunga
|
Jumlah
Pembayaran
|
Metode
Sisa Harga Kontrak
|
184.500.000,00
|
15.715.000,00
|
200.215.000,00
|
Metode
Long End Interest
|
184.500.000,00
|
8.571.818,18
|
193.071.818,18
|
Metode
Short End Interest
|
184.500.000,00
|
8.571.818,18
|
193.071.818,18
|
Metode
Annuitet
|
184.499.998,64
|
8.723.979,67
|
193.223.978,30
|
Rangkuman Hasil
Penelitian
Periode Angsuran 23 Bulan (dalam Rupiah)
Keterangan
|
Angsuran
Pokok
|
Pendapatan
Bunga
|
Jumlah
Pembayaran
|
Metode
Sisa Harga Kontrak
|
184.500.000,00
|
32.702.999,99
|
217.203.000,00
|
Metode
Long End Interest
|
184.500.000,00
|
17.062.434,78
|
201.562.434,78
|
Metode
Short End Interest
|
184.500.000,00
|
17.062.434,78
|
201.562.434,78
|
Metode
Annuitet
|
184,499,996.16
|
17,696,937.45
|
202,196,933.62
|
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
perhitungan pada tabel pembahasan di Bab 4,
maka penulis dapat menyimpulkan :
·
Dari
hasil perhitungan bunga penjualan angsuran dengan ke empat metode yang dibahas
oleh penulis, maka dapat diketahui perbandingan laba penjualan angsurannya,
yaitu dengan menggunakan metode sisa harga kontrak untuk periode pembayaran 11 bulan akan diperoleh pendapatan bunga sebesar Rp 15.715.000,00 dengan
total penerimaan sebesar
Rp
200.215.000,00 dan
untuk periode pembayaran 23 bulan akan
diperoleh pendapatan bunga sebesar Rp
32.702.999,99 dengan total
penerimaan sebesar Rp 217.203.000,00. Dengan
menggunakan metode Long End Interst dan Short End Interest untuk
periode pembayaran 11 bulan maka akan
diperoleh pendapatan bunga sebesar Rp 8.571.818,18 dengan total penerimaan sebesar Rp 193.071.818,18 dan untuk
periode pembayaran 23 bulan akan
diperoleh pendapatan bunga sebesar
Rp
17.062.434,78 dengan total
penerimaan sebesar Rp 201.562.434,78. Dengan menggunakan
metode Annuitas untuk periode pembayaran 11 bulan maka akan diperoleh pendapatan bunga sebesar Rp 8.723.979,67 dengan
total penerimaan sebesar Rp 193.223.978,30
dan untuk periode pembayaran 23 bulan akan diperoleh pendapatan bunga sebesar Rp 17,696,937.45
dengan total penerimaan sebesar Rp 202.196.933,6.
·
Dari
ke empat metode yang telah dibahas oleh penulis, maka dapat diketahui bahwa
metode yang dapat menghasilkan laba yang paling besar bagi perusahaan adalah
metode Sisa Harga Kontrak dan PT. Adira telah menerapkan metode tersebut dalam
perusahaannya.
5.2.SARAN
Sebaiknya PT. Adira Dinamika
Multi Finance tetap menggunakan metode Sisa Harga Kontrak untuk menghitung
besarnya bunga dalam penjualan angsurannya dan
PT. Adira Dinamika Multi Finance diharapkan dapat meningkatkan jumlah
penjualannya, karena semakin banyak produk yang terjual, maka semakin besar
pula laba yang didapatkan oleh perusahaan..
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Ratnaningsih. 1996. Akuntansi Keuangan Lanjut. Yogyakarta :
Universitas Atmajaya
F. Zebua. 2009. Akuntansi Keuangan Lanjutan (Edisi 2). Jakarta : Mitra Wacana Media
Hadori Yunus dan Harnanto. 2009. Akuntansi Keuangan Lanjut. Yogyakarta :
BPFE
L. Suparwoto. 2004. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Yogyakarta : BPFE
Rusdi Akbar. 2004. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta : BPFE
Utoyo Widayat dan Sugito Wibowo. 2006. Akuntansi Penjualan Angsuran dan Knsinyasi.
Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI
Warren Reeve dan Fees. 2005. Pengantar Akuntansi. Jakarta : Salemba
Empat